Visi dan Misi

Bi-smi llāhi r-raḥmāni r-raḥīm

 

 

Tak dapat dipungkiri seiring perkembangan zaman, kasus anak dan pemuda yang tumbuh dalam kegamangan jati diri, hingga tersesat dan menjadi pribadi yang meresahkan masyarakat semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini diperkuat dengan kurangnya asupan pengetahuan sebagian besar orang tua atau keluarga dalam “mengasuh, mengasihi dan mengasah” anak-anak dan pemuda diera digital kiwari.

Anak-anak tumbuh dan berkembang ditemani oleh “liarnya” kecanggihan teknologi, akibatnya perlahan demi perlahan hilanglah kepekaan terhadap lingkungan sekitar dan cenderung menjadi pribadi yang apatis. Modernitas yang dikemas dengan begitu memukau telah merubah gaya hidup humanistik menjadi gaya hidup yang hedonistik. Praktis, orang tua (Ayah dan Ibu) “dipaksa” bekerja ekstra agar dapat memenuhi tuntutan zaman dan hanya menyerahkan perkembangan anak-anak kepada sekolah atau lembaga pendidikan formal semata.

Materi menjadi bahasa paling universal agar tak terlindas oleh zaman. Hal ini pada akhirnya menimbulkan dampak pergeseran akan makna hidup yang sesungguhnya. Sehingga, keguncangan akan hidup akibat salah memaknainya menjadi fenomena yang mengerikan, yakni lahirnya sebuah negeri yang tak ber-nurani.

Bertolak dari persoalan mengemuka tersebut, Yayasan Cahyaloka hadir dalam ikhtiar kolektif menawarkan kesempatan untuk sama-sama belajar kembali menemukan kesederhanaan hidup yang nyaris sirna di sekeliling kita. Sementara kehidupan yang hanya sekejap ini akan kita lalui tanpa kita sadari dapat termaknai melalui kesederhanaan yang terluput.

Adapun sasaran utama Cahyaloka terfokus pada anak, pemuda, perempuan dan keluarga. Sebab kesemuanya itu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Peningkatan kapasitas seorang anak dan pemuda hanya akan maksimal jika orang tua atau keluarga turut mendukung dengan juga meningkatkan kapasitasnya masing-masing.

Begitupun dengan keberadaan seorang perempuan. Apakah ia berperan sebagai istri atau ibu dalam sebuah keluarga, maupun ketika ia berperan sebagai perempuan tunggal yang belum memiliki keluarga, ia tetap memiliki tanggung jawab untuk menjadi tempat belajar bagi lingkungan sekitarnya. Aksi menyeluruh (holistik) inilah yang akan mempengaruhi keberhasilan sebuah keluarga untuk melewati sisa hidup ini menjadi lebih bermakna.

Visi

Menjadi sentra edukasi progresif dan arif bagi anak, pemuda, perempuan dan keluarga, dengan pembelajaran bersifat holistik yang terinsyafi dari kehanifan Islam sebagai tata laku kemanusiaan semesta dan Pancasila sebagai konsensus warga negara Republik Indonesia.

Misi

  1. Memprioritaskan perhatian pada tumbuh-kembangnya anak, potensi talenta pemuda, pemberdayaan peranan perempuan, dan keluarga.
  2. Mengoptimalkan sumber daya manusia yang mampu menjadi problem solver atas segala permasalahan yang ada di sekelilingnya, sehingga terekadayalah masyarakat yang beradab.
  3. Mengembangkan dan membangun wahana-wahana pendidikan terapan berbasis literasi dan humaniora pada lingkup anak, pemuda, perempuan dan keluarga.
  4. Melakukan pendampingan, pembimbingan, dan pengkajian terhadap matra pendidikan dan sosial kemasyarakatan.

Sasaran

  1. Anak dan Pemuda
  2. Perempuan dan Keluarga.