Literasi Taman Baca Masyarakat
Kakak Relawan sedang memandu teman-teman peserta Sanlat dalam kegiatan Qur'an Maping

Mentadaburi Al-Qur’an Bersama Sanlat Literasi

CAHYALOKA.COM Selepas waktu dzuhur, Sabtu 25 Juni 2016, sekumpulan anak-anak kampung Cipayung Sukmajaya Depok memenuhi Taman Baca Masyarakat-Cahyaloka (TBM-Cahyaloka). Diantara sekumpulan wajah-wajah sumringah itu ada seorang anak yang baru saja pulang dari pesantren untuk menikmati liburannya bersama keluarga di kampung Cipayung. Dia adalah Wahid. Seorang anak laki-laki beranjak remaja yang berusia kira-kira 13 tahun. Dengan penuh kegembiraan, ia menyapa para relawan #TamanBacaMasyarakat satu persatu. Di TBM ini dulu sebelum ia memilih hidup di pesantren, ia sering datang untuk mengikuti acara dongeng bulanan. Ia juga suka membaca jika berkesempatan datang mengunjungi TBM. Dan, acara Sanlat kemarin, telah mengobati segala kerinduannya untuk “belajar” lagi bersama sahabat-sahabatnya yang sekian lama telah ia tinggalkan.

Wahid adalah seorang anak pengamen jalanan yang sangat santun dan berdaya juang tinggi. Selama hidup di jalanan ia telah banyak belajar melewati kehidupan yang keras dengan kesederhanaan. Kepatuhannya kepada orang tua menjadikan ia istimewa diantara kehidupan anak-anak jalanan lainnya. Rumor tentang kehidupan yang sulit akan menghasilkan anak-anak yang tak beradab dengan sendirinya tertepis oleh akhlak yang ditunjukkan oleh Wahid. Seorang relawan remaja kampung Cipayung yang lebih dulu menemukan Wahid di jalan telah mensupport potensi yang ada pada Wahid dengan mengikutsertakan Wahid di berbagai acara TBM. Semoga orang-orang seperti relawan remaja itu selalu diberikan kekonsistenan untuk terus merangkul para generasi yang terabaikan.

Kembali pada acara sanlat, Wahid bersama sahabat-sahabatnya tampak antusias mengikuti acara sejak awal hingga akhir. Di awal, ia diberi kesempatan untuk membacakan ayat suci Al-Quran sebagai pembuka. Ayat yang dibaca salah satunya adalah beberapa penggalan dari surat Al-Alaq. 5 ayat pertama yang diturunkan Allah kepada utusan terakhirNya, Muhammad Saw. melalui malaikat Jibril. Tentu saja ayat-ayat ini sengaja dipilih menjadi pembuka untuk menghantar tema Sanlat kali ini yang bertajuk “One Day Sanlat; Kuat bersama generasi Qurani yang Cinta Literasi”. Pada ayat pertama yang turun, modal seorang manusia yang bertakwa adalah membaca. Dalam ayat ketiga selanjutnya, dibahas mengenai caraNya mengajari manusia dengan menggunakan pena. Sehingga sejatinya kegiatan #Literasi itu adalah bentuk ibadah yang membuat karakter seorang Muslim menjadi kuat sejak awal.

Acara dilanjutkan dengan kegiatan pertama yaitu Qur’an Maping. Para peserta sanlat dibagi menjadi 5 kelompok besar. Secara acak, pada tiap kelompok terdiri dari anak-anak kampung Cipayung, peserta umum dan beberapa anak-anak yang tinggal disekitar lokasi TBM. Masing-masing kelompok diberi kesempatan memilih nama surat sebagai nama kelompoknya. Ada kelompok Al-Lahab, Al Kafirun, Al Fiil, Al Maun, dan Al Insyiroh. Pada kegiatan ini, masing-masing kelompok diberikan amplop yang bersisikan nama-nama surat dan juga artinya secara acak. Dalam waktu 30 menit, peserta Sanlat bersama kelompoknya diminta untuk menemukan arti dari masing-masing surat kemudian mengelompokkannya kedalam beberapa kategori dengan cara dilem pada lembar kerja yang telah disediakan. Kegiatan ini untuk memberikan kesempatan para peserta belajar bekerja sama (simbol ukhuwah Islamiyah). Ada yang bertugas mencari artinya dalam Al-Quran, ada yang bertugas menyocokkan antara surat dan arti, ada yang bertugas mengelompokkan sesuai kategori dan juga ada yang bertugas menempelkannya pada lembar kerja.

Kekompakkan para peserta membuat kegiatan Sanlat (Baca: Spirit of Love di Tarhib Ramadhan) yang dimulai selepas dzuhur ini menjadi seru meski dilaksanakan di ruangan terbuka (bawah tenda) dengan udara siang yang menyengat. Rasa lapar dan haus karena berpuasa terlupa sejenak karena masing-masing larut dalam kegiatan kelompok. Tak terkecuali Wahid dan teman-temannya yang tergabung dalam kelompok Al-Insyiroh. Kegiatan pertama ini selesai tepat pada saat adzan Ashar berkumandang. Para peserta pun segera mengambil perlengkapan sholat dan menuju ke masjid yang letaknya sangat dekat dengan lokasi Sanlat.

Pada pukul 16.00 wib, peserta yang telah melaksanakan sholat dan beristirahat sebentar kembali dikumpulkan dibawah tenda untuk mengikuti kegiatan kedua yaitu tadabur kisah. Masih dalam kelompok yang sama, masing-masing kelompok diminta mengambil satu kocokan kertas berisikan nama surat. Tugas kali ini adalah mencari bersama dalam Al-Quran surat yang telah didapat  berdasarkan hasil kocokan untuk dibahas dan didiskusikan artinya ayat demi ayat. Kegiatan diskusi pada tiap kelompok dipandu oleh relawan-relawan TBM yang bertugas sebagai mentor sejak awal kegiatan. Kemudian setelah selesai di diskusikan, perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hikmah apa yang terkandung dalam surat tersebut dihadapan kelompok-kelompok lainnya. Pada kegiatan ini, para peserta belajar mengemukakan pendapat saat diskusi, selain itu mereka juga belajar memutuskan secara musyawarah untuk memilih perwakilan sebagai juru bicara kelompok, dan pastinya mereka juga belajar melakukan kegiatan membaca dengan mentadaburi makna dibalik surat yang terpilih.

Masuk sesi ketiga,  menulis surat cinta untuk Al-Quran menjadi pilihan penutup kegiatan dalam Sanlat. Jika pada dua kegiatan sebelumnya peserta mengerjakan secara berkelompok/berjama’ah, maka pada sesi tiga ini kegiatan dilakukan secara personal. Masing-masing peserta diberi kertas surat dengan tujuan agar mereka dapat mengungkapkan apa yang mereka pikirkan dan rasakan terhadap Al-Quran selama ini. Mereka juga diarahkan untuk menulis rencana apa yang akan mereka lakukan terhadap Al-Quran selepas mengikuti acara Sanlat sehari ini pada kertas surat yang telah dibagikan. Pada kegiatan ini peserta belajar menuliskan apa yang ia rasakan dan pikirkan. Selain itu peserta juga belajar, disamping melakukan segala sesuatu itu lebih baik secara bersama-sama, namun tetap ada waktu-waktu dimana kita harus ‘menyendiri’ untuk mengajak diri kita sendiri berdialog menemukan momen ‘ketundukan’yang akan membuat kita semakin mengenal Allah dengan segala kebesaranNya. Dalam kegiatan ini, Wahid mengungkapkan rasa syukurnya yang mendalam telah dikenalkan oleh Al-Quran. Menurut Wahid dalam surat cintanya, tanpa mengenal Al-Quran, mana mungkin ia dapat mengenal Allah dengan penuh kesejukan di hati.

Sambil menunggu adzan magrib, di penghujung kegiatan, seorang relawan TBM mengisinya dengan bercerita kisah yang terkadung pada salah satu surat yang ada dalam Al-Quran yang disusul dengan dipimpinnya pembacaan doa di waktu mustajab oleh relawan TBM lainnya, hingga akhirnya waktu berbuka tiba. Setelah melepas dahaga dan lapar sejenak oleh takjil yang disediakan, para peserta kembali bergegas melaksanakan sholat magrib berjamaah. Kemudian mereka berkumpul kembali untuk menerima paket Sanlat pemberian para donatur yang berisikan: Al-Quran, Buku Bacaan Islami, Snack, Paket berbuka puasa, serta dana santunan.

Selesai sudah kegiatan Sanlat kali ini. Wahid dan sahabat-sahabatnya dari kampung cipayung harus segera kembali ke rumahnya karena malam semakin larut. Sambil bersalaman dan berpamitan kepada para relawan TBM, Wahid berbisik mengucapkan rasa terimakasih nya yang mendalam atas diselengarakannya  sanlat sehari ini. Sungguh Wahid, bukan engkau yang harus berterima kasih kepada kami, namun kamilah yang harus berterima kasih kepada kalian sebagai penerus bangsa yang telah bersedia memberikan pundak kalian untuk memikul amanah selanjutnya.

Terimakasih kepada seluruh investor akhirat (donatur dan relawan) yang telah “menggadaikan” harta dan waktunya secara Lillah kepada Allah Azza Wa Jalla demi turut mendukung lahirnya generasi Qurani yang cinta literasi. Semoga “perdagangan” ini Allah ridhoi dan menjadi saksi atas kegemilangan peradaban dimasa yang akan datang.

Salam Literasi !

One Day Sanlat 1437 H [25 Juni 2016]

Lihat Juga

Kelas Literasi Anak Depok II-2018

Bahasa Literasi Bahasa Cinta

CAHYALOKA.COM – Alhamdulillah #KelasLiterasiAnakDepok sudah berjalan di sesi ke-2. Sungguh upaya ini menjadi penting untuk …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *